Minggu, 28 September 2014

Tugas Softskill Bahasa Indonesia


Jumlah Pria Perokok di Indonesia Naik Dua Kali Lipat

Kendati tren global telah menunjukkan penurunan prevalensi merokok, namun hal ini tampaknya tidak berlaku untuk Indonesia. Indonesia justru mengalami kenaikan yang signifikan selama periode 1980-2012. Adapun jumlah pria perokok di Negeri ini adalah yang kedua tertinggi (57 persen) di dunia setelah Timor Leste (61,1 %). Data ini hadir berdasarkan hasil penelitian baru dari IHME (Institute for Health Metrics and Evaluation).
Menurut Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi, seperti yang dilansir dari Kompas Health (10/1/2014), jumlah pria perokok di Indonesia mengalami peningkatan hingga dua kali lipat sejak tahun 1980, di mana prevalensinya tercatat sebagai yang kedua tertinggi di dunia.
Berdasarkan penelitian tersebut, prevalensi kebiasaan merokok masyarakat Indonesia mengalami kecenderungan peningkatan hingga tahun 2012. Diperkirakan sekitar 52 juta orang Indonesia mempunyai kebiasaan merokok.
Secara global, bila dilihat dari sudut usia, prevalensi merokok antara tahun 1980 dan 2012 menunjukkan adanya penurunan sebesar 42 persen pada wanita, dan 25 persen pada pria. Sejak tahun 1980, negara-negara yang telah memangkas angka prevalensi merokok hingga setengahnya adalah Norwegia, Meksiko, Islandia, dan Kanada.
Bagaimana dengan Indonesia?
Sedangkan angka prevalensi merokok di Indonesia cukup menyedihkan. Indonesia adalah satu diantara 12 negara yang menyumbangkan angka sebesar 40 persen dari total jumlah perokok yang ada di seluruh dunia.
Pada tahun 2012, sebanyak 57 persen pria Indonesia dikategorikan sebagai perokok aktif. Angka ini merupakan yang kedua tertinggi di dunia. Lebih dari 50 % pria di beberapa negara seperti Timor Leste, Armenia, Rusia, termasuk Indonesia diketahui mempunyai kebiasaan merokok setiap harinya. Sedangkan angka pria perokok terendah terdapat pada Nigeria (7,5 persen), Sao Tome dan Principe (7 persen), serta Antigua dan Barbuda (5 persen).
Sementara itu, prevalensi merokok pada wanita d Asia Tenggara dan Asia pada tahun 2012 menempatkan Indonesia berada di urutan keenam dengan angka sebesar 3,6 persen. Untuk kategori ini, Indonesia masih berada di bawah Kamboja, Timor-Leste, Myanmar, Filipina, dan Laos, namun masih di atas Malaysia, Vietnam, China, dan Thailand. Sedangkan di level dunia, angka prevalensi wanita merokok yang paling rendah tercatat ada di Maroko, Kamerun, dan Eritrea.
Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal American Medical Association pada tanggal 8 Januari dalam edisi khusus yang ditujukan untuk membahas masalah tembakau.
via Kompas Health | image : flickr (by Roman Pavlyuk)
Analisis :
            Menurut saya artikel ini termasuk kedalam penalaran  induktif, karena artikel diatas pertama meneliti negara indonesia lalu dia perluas penelitianya ke negara – negara lainnya,sesuai dengan pengertiann penalaran induktif, yang dimana Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar